Tangkapan layar dari materi tinggalan arkeologis di Bukit Bulan Jambi. (Liputan6.com / Istimewa) |
Karst adalah bagian dari ekosistem. Tangki raksasa penyimpan air bawah tanah. Tempat tinggalnya berbagai jenis flora dan fauna langka. Kawasan mineral yang tak terbarukan dan merupakan wilayah kunci untuk mengetahui sistem hidrologi kawasan. Karst juga menjadi tempat mempelajari masa lalu, karena manusia prasejarah begitu intens dengan karst dengan meninggalkan bukti-bukti kehidupan dalam bentuk gambar dalam tembok-tembok goa, gerabah dan keramik kuno, candi, dan bangunan lain.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jambi menilai, ekosistem karst di Provinsi Jambi khusunya di Bukit Bulan, Kabupaten Sarolangun, saat ini telah menghadapi ancaman oleh kehadiran industri tambang semen PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. Kawasan karst Bukit Bulan merupakan ekosistem unik yang perlu dilindungi karena mempunyai peran sangat penting bagi keberlangsungan ekologi di dalamnya.
Direktur Eksekutif Daerah Walhi Jambi, Rudiansyah, memastikan ekosistem karst akan hancur oleh kehadiran tambang dan industri semen. Sebab, konsep kerja industri ekstraktif akan mengubah fungsi ekosistem dan alih fungsi kawasan karst, termasuk menyebabkan punahnya habitat flora dan fauna di dalamnya.
Pemberian izin untuk industri semen di kawasan ekosistem karst Bukit Bulan oleh Pemerintah Kabupaten Sarolangun dinilai terlalu permisif. Kondisi itu bertolak belakang dengan semangat UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang mana ekosistem karst merupakan ekosistem penting yang harus dilindungi.
Baca juga :