Makin meluasnya lahan yang digunakan untuk perkebunan dan pertambangan, membuat laha cetak sawah di Provinsi Jambi menyempit.
Hal ini dikatakan Manager Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) wilayah Tengah, Dwi Nanto, kepada jambiupdate.com, Minggu (28/12).
“Menyempitnya lahan cetak sawah di Provinsi Jambi ini akibat semakin maraknya pengelolaan lahan di bidang perkebunan dan pertambangan,” ujar Dwi.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, hal ini tentu berbanding terbalik dengan target Dinas Pertanian Provinsi Jambi dalam kurun Waktu 35 tahun kedepan yang menargetkan 45.000 hektar cetak sawah dan menghasilkan 2 juta ton beras.
“2 juta ton beras itu dari mana, kalu tidak ada cetak sawah, dan cetak sawah ini tidak munkin ada kalau perkebunan semakin hari semakin meluas. Ini bisa dibilang konflik gengsi antar Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan,” jelasnya.
Diungkapkannya, luas wilayah Provinsi Jambi 5, 1 juta hektar dan 40% nya adalah hutan. Saat ini wilyah yang sudah diolah untuk kawasan tambang sudah mencapai 735.000 hektare dan yang dikelola menjadi perkebunan sawit sudah 515.000 hektar.
Sumber : jambiupdate.com