KBRN, Jambi : Kondisi hutan di Provinsi Jambi saat ini dalam kondisi kritis. Oleh sebab itu diperlukan perbaikan dalam proses kontrol dan pengawasan hutan di Provinsi Jambi agar penggundulan hutan atau deforestasi dan berkurangnya luasan tutupan hutan dapat terkendali dan tidak semakin meluas.
Hal itu disampaikan Direktur WALHI Jambi , Rudiansyah menyikapi Hari Hutan se Dunia yang diperingati setiap 21 Maret.
“Dari data base WALHI Jambi tahun 2015, dari luasan hutan di provinsi Jambi yang luasannya mencapai 4, 9 juta hektar, 1,5 juta hektar diantaranya telah dikuasai oleh korporasi atau industri sektor kehutanan, dan sekitar 150 ribu hektar diantaranya dikuasai masyarakat dengan skema perhutanan social,” ujar Rudiansyah, Selasa (21/3/2017).
Selain itu, dari data mitra WALHI yang melakukan analisa tutupan luasan hutan, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pengurangan luasan tutupan hutan mencapai antara 500 hingga 800 ribu hektar, atau jika dirata-rata, dalam satu tahun terjadi pengurangan luasan tutupan hutan seluas 100 ribu hektar.
Penyebab berkurangnya luasan tutupan hutan terjadi karena tiga factor utama, yaitu adanya proses perijinan sector kehutanan yang sampai saat ini masih terjadi.
“Meski SK perizinan sector kehutanan sudah lama dikeluarkan, namun aktifitas pembukaan lahan atau landclearing baru dilakukan saat ini,” ungkap Rudiansyah. Selain itu, adanya aktifitas illegal dan krisis ekologi juga menjadi penyebab deforestasi.
Menurut Rudiansyah, pemerintah selaku pemegang otoritas tinggi dalam prlindungan dan pengelolaan hutan, untuk meningkatkan control dan pengawasan hutan, yang saat ini masih lemah. (TW/AA)
Sumber : www. RRI.co.id