Direktur Walhi Jambi, Musri Nauli mengatakan, posisi lahan gambut di kawasan Jambi hanya terdapat di tiga kabupaten yaitu Muarojambi, Tanjung Jabung Barat (Tanjabbarat) dan Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim). Lahan gambut di tiga wilayah itu sudah mengalami kerusakan parah. Perkebunan Sawit penyebab paling tinggi kerusakan lahan gambut.
Ia menjelaskan, rusaknya lahan gambut sangat fatal bagi keberlangsungan hidup warga sekitar dan warga Jambi pada umumnya. Sebab, rusaknya gambut menyebabkan kerusakan lingkungan yang luar biasa parah, menyebabkan terjadinya krisi air, pangan dan berdampak pada pemanasan global serta perubahan iklim.
Karena itu, pihaknya menolak keras alih fungsi lahan gambut untuk kebun sawit atau[un HTI. Ia berpendapat, lebih baik lahan gambut diserahkan kepada masyarakat untuk dikelola sebaik mungkin dan dimanfaatkan untuk keberlangsungan hidup.
Sementara, anggota Walhi Rudi mengatakan, kerusakan lahan di jambi memang sudah sangat parah. Bukan itu saja, lahan konflik akibat tumpang tindih antara perusahaan dan warga juga sudah mengkhawatirkan. Menuruntya, saat ini Jambi menempati posisi urutan ketiga konflik lahan se sumatera dengan total lahan yang bermasalah mencapai 176 ribu hektar.
“Urutan pertama Riau lalu disusul Sumsel, Jambi dan terakhir Sumbar,”katanya.
Ia berharap, pemerintah benar-benar serius memperhatikan masalah ini. Jangan sampai dibiarkan sehingga akan menjadi bom waktu yang setiap saat bias saja meledak.(JI/mrib)